This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday, October 30, 2018

Prosedur melakukan HV test (Hi-pot) untuk peralatan elektrikal

Prosedur melakukan HV test (Hi-pot) untuk peralatan elektrikal

Prosedur melakukan HV test (Hi-pot) untuk peralatan elektrikal

Mohon maaf dulu nih sama Mas Hage, maklum kesibukan di site dan not so much engineering works I can do. Well, makanya topik kali ini akan saya share sedikit tentang kegiatan di site salah satunya HV test.

Sebagai mana yang kita ketahui bahwa perlatan-peralatan elektrikal seperti Switchgear, Trafo, harus kembali menjalani beberapa test setibanya di site, salah satunya adalah HV-test atau biasa disebut Hipot test.

Berikut adalah step-step dan prosedure melakukan HV test berdasarkan technical practise dan pengalaman :

1. Persyaratan Umum
- HV test harus dilakukan oleh authorized personel
- Safety officer dan commissioning personel harus menyaksikan dan memverifikasi
- Semua personel yang terlibat harus mendapatkan ijin masuk site

2. Tujuan
- Tujuan HV test adalah untuk mengetahui jika terdapat kebocoran arus pada saat test tegangan tersebut.

3. Persiapan
- Peralatan uji HV harus ditempatkan di sisi Switchgear yang akan di test.
- Kabel MV harus dilepas dari Terminal MV dan busbar harus diisolasi dari Main CB,VTS, arrester Surge, kontrol Kabel.
- Semua terminal sekunder CT harus dilepas da diisolasi.
- Amankan daerah pengujian dengan tanda keselamatan (papan peringatan / klakson/ dsb).
- Pastikan wilayah pengujian bersih.
- Sediakan Power Supply untuk alat uji Hi-pot.

4. Langkah-langkah pengujian
- Siapkan gambar dan alat-alat.
- Keselamatan Koordinasi dengan personil yang terlibat tentang lingkup pekerjaan.
- Lepaskan semua peralatan yang dapat rusak dengan uji HV
- Amankan daerah benda uji untuk safety.
- Pastikan wilayah pengujian bersih.
- Lakukan test Tahanan Isolasi selama 1 menit per titik uji sebelum uji HV.
- Discharge tegangan sisa pada Obyek ke tanah menggunakan grounding stick.
- Lakukan DC / AC HV test dan peningkatan tegangan perlahan-lahan. Pantau Kebocoran pada interval sampai nilai uji nominal tercapai.
- Tegangan Nominal DC Hi-pot adalah 3 x Un (Phasa ke Netral), durasi 10 menit per titik uji. Mengacu pada IEC-60298, IEC-60694.
- Tegangan Nominal untuk AC tes Hi-pot adalah 80% dari nilai tegangan pada objek, durasi 10 menit per titik uji. Lihat IEC 62271-200: 2003.
- Catat nilai kebocoran arus setiap 1 menit.
- Setelah 10 menit, kurangi tegangan rendah perlahan sampai nol dan kemudian matikan tes HV.
- Discharge tegangan sisa pada Obyek ke Ground menggunakan grounding stick.
- Lakukan test Tahanan Isolasi untuk 1 menit per titik uji setelah pengujian HV.
- Discharge tegangan sisa pada Obyek ke tanah menggunakangrounding stick.
- Catat semuanya pada form yang telah disediakan..

Done, jangan lupa membaca Tips Membeli Sepeda Motor Bekas dan untuk merapikan semuanya kembali.


Berikut contoh peralatan HV test equipment :

Friday, October 26, 2018

SISTEM PENTANAHAN

SISTEM PENTANAHAN

Gardu induk merupakan salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang mempunyai kemungkinan sangat besar mengalami bahaya yang disebabkan oleh timbulnya gangguan sehingga arus gangguan itu mengalir ke tanah sebagai akibat isolasi peralatan yang tidak berfungsi dengan baik. Arus gangguan tersebut akan mengalir pada bagian bagian peralatan yang terbuat dari metal dan juga mengalir dalam tanah di sekitar gardu induk.

Arus gangguan ini menimbulkan gradien tegangan diantara :
  • ·         peralatan dengan peralatan
  • ·         peralatan dengan tanah
  • ·         permukaan tanah itu sendiri
Besarnya gradien tegangan pada permukaan tanah tergantung pada:
  • ·         Tahanan jenis tanah
  • ·         struktur tanah tersebut
Salah satu usaha untuk memperkecil tegangan permukaan tanah maka diperlukan suatu pentanahan yaitu dengan cara menambahkan elektroda pentanahan yang ditanam ke dalam tanah. Oleh karena lokasi peralatan listrik (gardu induk) biasanya tersebar dan berada pada daerah yang kemungkinannya mempunyai struktur tanah berlapis-lapis maka diperlukan perencanaan pentanahan yang sesuai, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang kecil sehingga tegangan permukaan yang timbul tidak membahayakan baik dalam kondisi normal maupun saat terjadi gangguan ke tanah. Dalam paper ini analisa dilakukan dengan menggunakan elektroda batang (Rod) dengan berbagai jenis pemasangannya

Pentanahan peralatan adalah penghubungan bagian bagian peralatan listrik yang pada keadaan normal tidak dialiri arus. Tujuannya adalah untuk membatasi tegangan antara bagian bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman untuk semua kondisi operasi baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan. Sistem pentanahan ini berguna untuk memperoleh potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan peralatan serta untuk memperoleh impedansi yang rendah sebagai jalan balik arus hubung singkat ke tanah. Bila arus hubung singkat ke tanah dipaksakan mengalir melalui tanah dengan tahanan yang tinggi akan menimbulkan perbedaan tegangan yang besar dan berbahaya.

Dalam analisis ini digunakan beberapa parameter yaitu kedalaman penanaman elektroda pentanahan, panjang elektroda batang, jumlah elektroda batang (rod), ketebalan lapisan tanah bagian pertama dan tahanan jenis tanah tiap lapisan dengan menggunakan beberapa asumsi yaitu:
  • ·         Lapisan-lapisan tanah sejajar terhadap permukaan tanah
  • ·         Tahanan jenis tanah adalah konstan untuk setiap lapisan
  • ·         Analisa hanya dilakukan untuk elektroda rod
  • ·         Panjang rod (L) untuk semua kemungkinan pemasangan adalah sama (3.5 meter)
Pada saat terjadi gangguan, arus gangguan yang dialirkan ke tanah akan menimbulkan perbedaan tegangan pada permukaan tanah yang disebabkan karena adanya tahanan tanah. Jika pada waktu gangguan itu terjadi seseorang berjalan di atas switch yard sambil memegang atau menyentuh suatu peralatan yang diketanahkan yang terkena gangguan, maka akan ada arus mengalir melalui tubuh orang tersebut. Arus listrik tersebut mengalir dari tangan ke kedua kaki dan terus ke tanah, bila orang tersebut menyentuh suatu peralatan atau dari kaki yang satu ke kaki yang lain, bila ia berjalan di switch yard tanpa menyentuh peralatan. Arus ini yang membahayakan orang dan biasanya disebut arus kejut. Berat ringannya bahaya yang dialami seseorang tergantung pada besarnya arus listrik yang melalui tubuh, lamanya arus tersebut mengalir dan frekuensinya. 

1. Arus Melalui Tubuh Manusia

Kemampuan tubuh manusia terhadap besarnya arus yang mengalir di dalamnya terbatas dan lamanya arus yang masih dapat ditahan sampai yang belum membahayakan sukar ditetapkan. Berdasarkan hal ini maka batas - batas arus berdasarkan pengaruhnya terhadap tubuh manusia dijelaskan berikut ini . 

Bila seseorang memegang penghantar yang diberi tegangan mulai dari harga nol dan dinaikkan sedikit demi sedikit, arus listrik yang melalui tubuh orang tersebut akan memberikan pengaruh. Mula mula akan merangsang syaraf sehingga akan terasa suatu getaran yang tidak berbahaya bila dengan arus bolak balik dan akan terasa sedikit panas pada telapak tangan bila dengan arus searah (arus persepsi) Bila tegangan yang menyebabkan terjadinya tingkat arus persepsi dinaikkan lagi maka orang akan merasa sakit dan kalau terus dinaikkan maka otot-otot akan kaku sehingga orang tersebut tidak berdaya lagi untuk melepaskan konduktor tersebut. 

Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari arus yang mempengaruhi otot dapat mengakibatkan orang menjadi pingsan bahkan sampai mati, hal ini disebabkan arus listrik tersebut mempengaruhi jantung sehingga jantung berhenti bekerja dan peredaran darah tidak jalan.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Dalziel disebutkan bahwa 99.5 % dari semua orang yang beratnya kurang dari 50 kg masih dapat menahan arus pada frekuensi 50 Hz atau 60 Hz yang mengalir melalui tubuhnya dan waktu yang ditentukan oleh persamaan sebagai berikut : 

(1)

  (2) 



Jika k=(3) 

Keterangan :
Ik : besarnya arus yang mengalir melalui tubuh (Ampere)
t : lamanya arus mengalir dalam tubuh atau lama ganguan tanah (detik)
K : konstanta empiris, sehubungan dengan adanya daya kejut yang dapat ditahan oleh X % dari sekelompok manusia.
Untuk X=99.5 %, 50 kg diperoleh K= 0.0135, maka k = 0.116
Untuk X=99.5 %, 70 kg diperoleh K=0.01246 maka k = 0.157

Dengan menggunakan persamaan (3) akan diperoleh besarnya arus yang masih dapat ditahan seseorang sebagai berikut :
(4)

(5)
 

2. Tahanan Tubuh Manusia

Tahanan tubuh manusia berkisar di antara 500 Ohm sampai 100.000 Ohm tergantung dari tegangan, keadaan kulit pada tempat yang mengadakan hubungan (kontak) dan jalannya arus dalam tubuh. Kulit yang terdiri dari lapisan tanduk mempunyai tahanan yang tinggi, tetapi terhadap tegangan yang tinggi kulit yang menyentuh konduktor langsung terbakar, sehingga tahanan dari kulit ini tidak berarti apa-apa. Tahanan tubuh manusia ini yang dapat membatasi arus. Berdasarkan hasil penyelidikan oleh para ahli maka sebagai pendekatan diambil harga tahanan tubuh manusia sebesar 1000 Ohm. 

3. Karakteristik Tanah

Karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan dan sistem pentanahan yang akan digunakan. Sesuai dengan tujuan pentanahan bahwa arus gangguan harus secepatnya terdistribusi secara merata ke dalam tanah, maka penyelidikan tentang karakteristik tanah sehubungan dengan pengukuran tahanan dan tahanan jenis tanah merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi besarnya tahanan pentanahan. Pada kenyataannya tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya dan faktor faktor lain.

Untuk memperoleh harga tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran secara langsung pada lokasi pembangunan gardu induk karena struktur tanah yang sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan. Pada suatu lokasi tertentu sering dijumpai beberapa jenis tanah yang mempunyai tahanan jenis yang berbeda-beda (non uniform). Pada pemasangan sistem pentanahan dalam suatu lokasi gardu induk, tidak jarang peralatan pentanahan tersebut ditanam pada dua atau lebih lapisan tanah yang berbeda yang berarti bahwa tahanan jenis tanah di tempat itu tidak sama. Apabila lapisan tanah pertama dari sistem pentanahan mempunyai tahanan jenis sebesar r 1 sedangka lapisan bawahnya dengan tahanan jenisnya adalah r 2, maka diperoleh faktor refleksi K seperti pada persamaan :
(6)




Dari persamaan (6) di atas memungkinkan faktor refleksi K berharga positif atau negatif. 

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tahanan jenis tanah antara lain: Pengaruh temperatur, pengaruh gradien tegangan, pengaruh besarnya arus, pengaruh kandungan air dan pengaruh kandungan bahan kimia. Pada sistem pengetanahan yang tidak mungkin atau tidak perlu untuk ditanam lebih dalam sehingga mencapai air tanah yang konstan, variasi tahanan jenis tanah sangat besar. Kadangkala pada penanaman elektroda memungkinkan kelembaban dan temperatur bervariasi, untuk hal seperti ini harga tahanan jenis tanah harus diambil dari keadaan yang paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin. Berdasarkan harga inilah dibuat suatu perencanaan pengetanahan. 

Nilai tahanan jenis tanah (r ) sangat tergantung pada tahanan tanah ( R ) dan jarak antara elektroda-elektroda yang digunakan pada waktu pengukuran. Pengukuran perlu dilakukan pada beberapa tempat yang berbeda guna memperoleh niai rata-ratanya. Tahanan jenis rata-rata dari dua lapis tanah menurut IEEE standar 81 dimodelkan sebagai berikut :
(7)




dimana :
Rhoav : tahanan jenis rata-rata dua lapis tanah (Ohm-m)
r1 : tahanan jenis tanah lapisan pertama (Ohm-m)
a : jarak antara elektroda (meter)
h : ketebalan lapisan tanah bagian pertama (meter)
K : koefesien refleksi
d : diameter elektroda (meter)
n : jumlah pengamatan (sampel) tiap lapisan tanah yang diamati

Perbedaan tahanan jenis tanah akibat iklim biasanya terbatas sampai kedalaman beberapa meter dari permukaan tanah, selanjutnya pada bagian yang lebih dalam secara praktis akan konstan.
 
4. Konduktor Pentanahan

Konduktor yang digunakan untuk pentanahan harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
  • Memiliki daya hantar jenis (conductivity) yang cukup besar sehingga tidak akan memperbesar beda potensial lokal yang berbahaya.
  • Memiliki kekerasan (kekuatan) secara mekanis pada tingkat yang tinggi terutama bila digunakan pada daerah yang tidak terlindung terhadap kerusakan fisik.
  • Tahan terhadap peleburan dari keburukan sambungan listrik, walaupun konduktor tersebut akan terkena magnitude arus gangguan dalam waktu yang lama.
  • Tahan terhadap korosi.
Dari persamaan kapasitas arus untuk elektroda tembaga yang dianjurkan oleh IEEE Guide standar, Onderdonk menemukan suatu persamaan :
(8)






dimana :
A : penampang konduktor (circular mills)
I : arus gangguan (Ampere)
t : lama gangguan (detik)
Tm : suhu maksimum konduktor yang diizinkan ( 0 C )
Ta : suhu sekeliling tahunan maksimum ( 0 C )
Persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan ukuran penampang minimum dari konduktor tembaga yang dipakai sebagai kisi-kisi pentanahan. 

5. Penentuan panjang elektroda pentanahan

Kebutuhan akan konduktor pentanahan pada umumnya baru diperkirakan setelah diketahui tata letak peralatan yang akan diketanahkan serta sistem pentanahan yang akan digunakan. Sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan panjang konduktor pentanahan umumnya digunakan tegangan sentuh, bukan tegangan langkah dan tegangan pindah. Hal ini disebabkan karena tegangan langkah yang timbul di dalam instalasi yang terpasang pada switch yard umumnya lebih kecil daripada tegangan sentuh tersebut.

Pentanahan peralatan gardu induk mula mula dilakukan dengan menanamkan batang konduktor tegak lurus permukaan tanah (rod). Penelitian selanjutnya dengan sistem penanaman elektroda secara horisontal dengan bentuk kisi-kisi (grid) dan gabungan sistem grid dengan rod. 

6. Penentuan Jumlah Batang Pengetanahan

Pada saat arus gangguan mengalir antara batang pengetanahan dengan tanah, tanah akan menjadi panas akibat i2r . Suhu tanah harus tetap di bawah 100 0 C untuk menjaga jangan sampai terjadi penguapan air kandungan dalam tanah dan kenaikan tahanan jenis tanah.
Kerapatan arus yang diizinkan pada permukaan batang pentanahan dapat dihitung dengan persamaan [13] :
(9)




dimana :
i : kerapatan arus yang diizinkan (Ampere/cm)
d : diameter batang pengetanahan (mm)
d : panas spesifik rata-rata tanah ( ± 1.75 x 106 watt-detik tiap m2tiap 0C )
q : kenaikan suhu tanah yang diizinkan ( 0 C )
r : tahanan jenis tanah (Ohm-m)
t : lama waktu gangguan (detik)

Seluruh panjang batang pentanahan yang diperlukan dihitung dari pembagian arus gangguan ke tanah dengan kerapatan arus yang diizinkan, sedang jumlah minimum batang pentanahan yang diperlukan diperoleh dari pembagian panjang total dengan panjang satu batang, atau dalam bentuk lain dituliskan sebagai berikut :
(10)




dimana :
Nmin : jumlah minimum batang pentanahan yang diperlukan
Ig : arus gangguan ke tanah (Ampere)
i : kerapatan arus yang diizinkan (Ampere/cm)



Wednesday, October 17, 2018

Kode Tingkat Pengaman Motor Listrik


Pengaman Motor Listrik Pada perlengkapan listrik biasanya ada “name plate” atau satu plat yang ada keterangan tentang karakter dari perlengkapan itu, seperti tegangan kerja, arus, frekwensi, tingkat isolasi serta yang lain, ikut tercantum lambang atau logo yang terkait dengan aksi pengamanan, lihat gambar-1.

Lambang pada perlengkapan listrik itu dibagi jadi 3 tingkatan/klas, yakni:

• Klas I memberi info jika tubuh alat mesti dikaitkan dengan pentanahan.
• Klas II tunjukkan alat didesain dengan isolasi ganda serta aman dari tegangan sentuh.
• Klas III perlengkapan listrik yang memakai tegangan rendah yang aman, contoh mainan anak-anak.

Motor Matic Injeksi listrik bahkan juga didesain oleh pabriknya dengan potensi tahan pada siraman langsung air, lihat gambar-2. Motor listrik type ini pas dipakai di luar bangunan tiada alat pelindung serta masih kerja normal serta tidak punya pengaruh pada kapasitasnya. Name plate motor dengan IP 54, yang mengatakan perlindungan atas masuknya debu serta tahan masuknya air dari arah vertikal ataupun horizontal. 

Ada motor listrik dengan perlindungan ketahanan masuknya air dari arah vertikal saja gambar-3a, hingga cairan arah dari samping tidak terproteksi. Tetapi ada juga yang mempunyai perlindungan secara detail dari semua arah cairan gambar-3b. Ketidaksamaan perancangan ini mesti didapati oleh teknisi sebab punya pengaruh pada ketahanan serta usia tehnik motor, selain harga nya ikut berlainan.

Simbol Indek Proteksi Alat Listrik






Kode IP (International Protection) perlengkapan listrik tunjukkan tingkat perlindungan yang dikasihkan oleh selungkup dari sentuhan langsung ke sisi yang beresiko, dari masuknya benda asing padat serta masuknya air. Contoh IP X1 berarti angka X mengatakan tidak kriteria perlindungan dari masuknya benda asing padat. Angka 1 mengatakan perlindungan tetesan air vertikal. Contoh IP 5X, angka 5 perlindungan masuknya debu, angka X tidak ada perlindungan masuknya air dengan dampak mengakibatkan kerusakan. Tabel-1 adalah contoh lambang Indek perlindungan alat listrik yang dinyatakan dengan gambar.

***** Klik gambar untuk melihat lebih jelas *****

Tuesday, October 16, 2018

Saluran Transmisi Udara Komponen dan Manfaat

Transmisi Udara

Komponen-komponen penting dari Aliran Transmisi Udara, terbagi dalam: 

1. MENARA TRANSMISI atau tiang transmisi, bersama pondasinya.

menara atau tiang transmisi ialah satu bangunan penopang aliran transmisi yang dapat berbentuk menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang serta tiang kayu. menurut penggunannya diklasifikasikan jadi:

a. Tiang baja, tiang beton bertulang serta tiang kayu, biasanya dipakai untuk saluran-saluran transmisi dengan tegangan kerja yang relatif rendah (di bawah 70 kV).

b. Menara baja, dipakai untuk aliran transmisi yang tegangan kerjanya tinggi (SUTT) serta tegangan tambahan tinggi (SUTET).

menara baja tersebut diklasifikasikan berdasar pada fungsinya, jadi:
a. menara junjung.
b. menara pojok.
c. menara ujung.
d. menara percabangan.
e. menara transposisi. 
2. ISOLATOR.

type isolator yang dipakai pada aliran transmisi ialah type porselin atau gelas.

menurut pemakaian serta konstruksinya, isolator diklasifikasikan jadi:
a. isolator type pasak.
b. isolator type pos-saluran.
c. isolator gantung.

isolator type pasak serta isolator type pos-saluran dipakai pada aliran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33 kV), sedang isolator gantung bisa digandeng jadi rentengan/serangkaian isolator yang banyaknya bisa sesuai dengan keperluan.

3. KAWAT PENGHANTAR (KONDUKTOR)
beberapa jenis kawat penghantar yang biasa dipakai pada aliran transmisi ialah: 
a. tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%)
b. tembaga dengan konduktivitas 97,5% (Cu 97,5%)
c. aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%)

kawat penghantar tembaga memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan kawat penghantar aluminium, sebab konduktivitas serta kuat tariknya yang tambah tinggi.
tapi ikut mempunyai kekurangan, yakni untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat serta tambah mahal dari aluminium. oleh karenanya saat ini kawat penghantar aluminium sudah mulai menukar posisi kawat penghantar tembaga.

Untuk jadi besar kuat tarik dari kawat aluminium, dipakai kombinasi aluminum (aluminium alloy). Untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi, di mana jarak pada menara/tiang berjauhan, sampai beberapa ratus mtr., jadi diperlukan kuat tarik yang tambah tinggi, karena itu dipakai kawat penghantar ACSR.

Kawat penghantar aluminium, terbagi dalam beberapa type, dengan simbol seperti berikut:
a. AAC (All-Aluminium Conductor), yakni kawat penghantar yang semuanya terbuat dari aluminium.
b. AAAC (All-Aluminium-Alloy Conductor), yakni kawat penghantar yang semuanya terbuat dari kombinasi aluminium.
c. ACSR (Aluminium Conductor, Steel-Reinforced), yakni kawat penghantar aluminium berinti kawat baja.
d. ACAR (Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced), yakni kawat penghantar aluminium yang diperkokoh dengan logam kombinasi. 

4.KAWAT TANAH.

kawat tanah atau "ground wires" ikut dimaksud kawat pelindung (shield wires), fungsinya membuat perlindungan kawat-kawat penghantar atau kawat-kawat fasa pada sambaran petir. Jadi kawat tanah itu dipasang di atas kawat fasa, menjadi kawat tanah biasanya dipakai kawat baja (steel wires) yang tambah murah, tapi sering dipakai ACSR.